Tuesday 28 February 2017

Pengertian Manifestasi Terhadap Hukum Forex

Forex menurut Hukum Islam Autor: sinjotaro Investasi FOREX Handel merupakan investasi Yang sangat menjanjikan Dimana kita bis vor kurzem gewinnt yang cukup lumayan dalam waktu yang relatif singkat. Apalagi dengan kehadiran Broker Forex Online yaitu Marketiva Yang memberikan jasa Forex Signal di Internet, Semakin memudahkan setiap orang untuk mendulang Gewinn di Bisnis ini bahkan tanpa Harus melewati upaya belajar Yang terlalu Lama dan tanpa Harus memahami analisa teknikalmaupun grundlegende Yang memusingkan kepala. Penghasilan para trader-trader forex profesional sangat als jauh meninggalkan para pelaku-pelaku bisnis lainnya seperti para pelakus bisnis MLM dan perdagangan konvensional. Tapi kemudian banyak yang mempertanyakan kehalalan dari hasil yang diperoleh bisnis forex handeln ini dikarenakan sifatnya yang abstrakt dan tidak kasat mata. Sebastian Islamischer Islam. Bagaimana menurut padangan para pakar Islam Jangan engkau menschenblich sesuatu yang tidak ada padamu, 8221 sabda Nabi Muhammad SAW, dalam sebuah hasits riwayat Abu Hurairah. Oleh sementara fuqaha (ahli fiqih Islam), hatte tersebut ditafsirkan secara saklek. Pokoknya, setiap praktik jual Beli Yang tidak Ada Barangnya Pada Waktu akad, Haram. Penafsiran secara demikian esu, tak pelak lagi, muatu fiqih Islam sulit untuk memenuhi tuntutan jaman yang terus berkembang dengan perubahan-perubahannya. Karena itu, sejumlah ulama klasik yang terkenal dengan pemikiran cemerlangnya, menentang cara penafsiran yang terkesan sempit tersebut. Misalnya, Ibn al-Qayyim. Ul Ul........................................ Baik dalam Al Qur8217an, sunnah maupun fatwa para sahabat, larangan itu tidak ada. Dalam Sunnah Nabi, Hanya Terdapat Larangan Menjual Barang Yang Belum Ada, Sebagaimana Larangan Beberapa Barang Yang Sudah Ada Pada Waktu akad. 8220Causa Gesetz ata ilat larangan tersebut bukan ada ata tidak adanya barang, melainkan garar, 8221 ujar Dr. Syamsul Anwar. MA dari IAIN SUKA Persönliche Daten Yogyakarta menjelaskan pendapat Ibn al-Qayyim. Garar adalah ketidakpastian tentang apakah barang yang diperjual-belikan es ist dapat diserahkan atau tidak. Misalnya, seseorang menjual unta yang hilang. Atau menjual barang milik orang gelegen, padahal tidak diberi kewenangan oleh yang bersangkutan. Jadi, meskipun pada waktu akad barangnya tidak ada, namun ada kepastian diadakan pada waktu diperlukan sehingga bisa diserahkan kepada pembeli, maka jual beli tersebut sah. Sebaliknya, kendati, barangnya, sudah, ada, tapi, 8211, karena, satu, dan, lain, hal, 8212, tidak, mungkin, diserahkan, kepada, pembeli, maka, jual, beli, itu, tidak, sah. Perdagangan berjangka, jelas, bukan garar. Sebab, dalam kontrak berjangkanya, jenis komoditi yang dijual-belikan sudah ditentukan. Begitu juga dengan jumlah, mutu, tempat dan waktu penyerahannya. Semuanya berjalan di atas rel aturan resmi yang ketat, sebagai antisipasi terjadinya praktek penyimpangan berupa penipuan 8212 satu hal yang sebetulnya bis juga terjadi pada praktik jua-beli konvensional. Dalam perspektif hukum Islam, Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) dapat dimasukkan ke dalam kategoris almasa8217il almu8217ashirah atau masalah-masalah hukum Der Islam kontemporer. Karena itu, den Status hukumnya dapat dikategorikan kepada masalah ijtihadiyyah. Klasifikasi ijtihadiyyah masuk ke dalam wilayah fi ma la nasha fisch, yakni masalah hukum yang tidak mempunyai referensi nash hukum yang pasti. Dalam kategoris masalah hukum al-Sahrastani, ia termasuk ke dalam paradigma al-nushush qad intahat wa al-waqa8217I la tatanahi. Artinya, nash hukum dalam bentuk Al-Quran als Sunnah sudah selesai tidak lagi ada tambahan. Dengan demikian, kasus-kasus hukum yang baru muncul mesti diberikan kepastian hukumnya melalui ijtihad. Dalam kasus hukum PBK, ijtihad dapat merujuk kepada teori perubahan hukum yang diperkenalkan von Ibn Qoyyim al-Jauziyyah. Ia menjelaskan, fatwa hukum dapat berubah karena beberapa variabel perubahnya, yakni: waktu, tempat, niat, tujuan dan manfaat. Teori perubahan hukum ini diturunkan dari paradigma ilmu hukum dari gurunya Ibn Taimiyyah, yang menyatakan bahwa a-haqiqah fi al-a8217yan la fi al-adzhan. Artinya, kebenaran hukum itu dijumpai dalam kenyataan empirik bukan dalam alam pemikiran atau alam idee. Paradigma ini diturunkan dari prinsip hukum Islam tentang keadilan yang dalam Al Quran digunakan istilah al-mizan, a-qisth, al-wasth, dan al-adl. Dalam penerapannya, secara khusus masalah PBK dapat dimasukkan ke dalam bidang kajianischer fiqh al-siyasah maliyyah, yakni politik hukum kebendaan. Dengan kata gelegen, PBK termasuk kajian hukum Islam dalam pengertian bagaimana hukum Islam diterapkan dalam masalah kepemilikan atas harta benda, melalui perdagangan berjangka komoditi dalam Ära globalisasi dan perdagangan bebas. Realisasi Yang paling mungkin dalam rangka melilingi pelaku dan pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan berjangka komoditi dalam ruang dan waktu serta pertimbangan tujuan dan manfaatnya dewasa ini, sejalan dengan semangat dan bunyi UU Nr. 321977 Tentang PBK. Karena teori perubahan hukum seperti dijelaskan di atas, dapat menunjukkan elastisitas hukum Islam dalam kelembagaan dan praktek perekonomian, maka PBK dalam sistem hukum islam dapat dianalogikan dengan bay8217 al-salam8217ajl bi8217ajil. Bay8217 al-salam dapat diartikan sebagai berikut. Al-salam atau al-salaf adalah bay8217 ajl bi8217ajil, yakni memperjualbelikan sesuatu yang dengan ketentuan sifat-sifatnya yang terjamin kebenarannya. Di dalam transaksi demikian, penyerahan ra8217s al-mal dalam bentuk uang sebaiai nilai tukar didahulukan daripada penyerahan komoditi yang dimaksud dalam transaksi itu. Ulama Syafi8217iyah dan Hanabilah mendefinisikannya dengan: 8220Akad atas komoditas jual beli Yang diberi sifat terjamin Yang ditangguhkan (berjangka) dengan harga jual Yang ditetapkan di dalam Schleimbeutel akad8221. Keabsahan transaksi jual beli berjangka, ditentukan oleh terpenuhinya Rukun dan syarat sebagai berikut: Rukun sebagai unsur-unsur utama Yang Harus ada dalam Suatu peristiwa transaksi Unsur-unsur utama di dalam bay8217 al-salam adalah: Pihak-pihak pelaku transaksi (8216aqid) Yang disebut Dengan istilah muslim atau muslim ilaih. Objek transaksi (ma8217qud alaih), yaitu barang-barang komoditi berjangka dan harga tukar (ra8217s al-mal al-salam als al-moslemischer fih). Kalimat transaksi (Sighat 8216aqad), yaitu ijab dan kabul. Yang perlu diperhatikan dari unsur-unsur tersebut, adalah bahwa ijab dan qabul dinyatakan dalam bahasa dan kalimat yang jelas menunjukkan transaksi berjangka. Karena itu, ulama Syafi8217iyah menekankan penggunaan istilah al-salam atau al-salaf von dalam kalimat-kalimat transaksi itu, dengan alasan bahwa 8216aqd al-salam adalah bay8217 al-ma8217dum dengan sifat als cara berbeda dari akad jual dan beli (kaufen). Persyaratan menyangkut OBJEK transaksi, adalah: bahwa OBJEK transaksi Harus memenuhi kejelasan mengenai: jenisnya (ein yakun fi jinsin ma8217lumin), sifatnya, ukuran (kadar), jangka penyerahan, harga Tukar, Tempat penyerahan. Persyaratan Yang Harus dipenuhi oleh harga Tukar (al-tsaman), adalah, Pertama, jenis kejelasan alat Tukar, yaitu Dirham, dinar, Rupiah atau dolar dsb atau barang-barang Yang dapat ditimbang, disukat, dsb. Kedua, kejelasan jenis alat tukar apakah rupiah, dolar Amerika, dolar Singapura, dst. Apakah timbangan yang disepakati dalam bentuk Kilogramm, Teich, dst. Kejelasan tentang kualitas objek transaksi, apakah kualitas istimewa, baik sedang atau buruk. Syarat-syarat di atas ditetapkan dengan maksud menghilangkan jahalah fi al-8217aqd atau alasan ketidaktahuan kondisi-kondisi barang pada saat transaksi. Sebab hal ini akan mengakibatkan terjadinya perselisihan von antara pelaku transaksi, Yang Akan merusak nilai transaksi. Kejelasan jumlah harga tukar. Penjelasan ist eine US-amerikanische Schauspielerin. Kalaupun dalam pelaksanaannya masih ada pihak-pihak Yang merasa dirugikan dengan peraturan perundang-Undangan Yang ada, maka dapatlah digunakan kaidah hukum atau rechtliche Maxime Yang berbunyi: ma la yudrak kulluh la yutrak kulluh. Apa yang tidak dapat dilaksanakan semuanya, maka tidak perlu ditinggalkan keseluruhannya. Dengan demikian, hukum dan pelaksanaan PBK sampai batas-batas tertentu boleh dinyatakan dapat diterima atau setidak-tidaknya sesuai dengan semangat dan jiwa norma hukum Islam, dengan menganalogikan kepada bay8217 al-salam. Dalam bukunya Prof. Drs. Masjfuk Zuhdi yang berjudul MASAIL FIQHIYAH Kapita Selecta Hukum Islam, diperoleh bahwa Forex (Perdaganganische Valas) diperbolehkan dalam hukum islam. Perdagangan valuta asing Timbul karena adanya perdagangan barang-barang kebutuhankomoditi antar negara yang bersifat internasional. Perdagangan (Ekspor-Impor) ini tentu memerlukan alat bayar yaitu uang Yang Masing-Masing negara mempunyai ketentuan sendiri dan berbeda satu sama Verschiedenes sesuai dengan penawaran dan permintaan diantara negara-negara tersebut sehingga Timbul PERBANDINGAN nilai MATA uang antar negara. Perbandingan nilai mata uang Antar negara terkumpul dalam suatu BURSA atau PASAR yang bersifat internasional dan terikat dalam suatu kesepakatan bersama yang saling menguntungkan. Nilai mata uang suatu negara dengan negara lainnya ini berubah (berfluktuasi) setiap saat sesuai Volumen permintaan dan penawarannya. Adanya permintaan und penawaran inilah yang menimbulkan transaksi mata uang. Yang secara nyata hanyalah tukar-menukar mata uang yang berbeda nilai. HUKUM ISLAM dalam TRANSAKSI VALAS 1. Ada Ijab-Qobul: 8212gt Ada perjanjian untuk Mitglied seit menerima Penjual menyerahkan barang dan pembeli mayar tunai. Ijab-Qobulnya dilakukan dengan lisan, tulisan dan utusan. Pembeli dan penjual mempunyai wewenang Penuh melaksanakan dan melakukan tindakan-tindakan hukum (dewasa dan berpikiran sehat) 2. Memenuhi syarat Menjadi OBJEK transaksi jual-beli yaitu: Suci barangnya (bukan najis) Dapat dimanfaatkan Dapat diserahterimakan Jelas barang dan harganya Dijual (dibeli) oleh Izin................................................... Perlu ditambahkan pendapat Muhammad Isa, bahwa jual beli saham esu diperbolehkan dalam agama. 8220Jangan kamu membeli ikan dalam luft, karena sesungguhnya jual beli yang demikian itu mengandung penipuan8221. (Hadis Ahmad bin Hambal und Al Baihaqi dari Ibnu Mas8217ud) Jual beli barang yang tidak di tempat transaksi diperbolehkan dengan syarat harus diterangkan sifat-sifatnya atau ciri-cirinya. Kemudian jika barang sesuai dengan keterangan penjual, maka sahah jual belinya. Tetapi jika tidak sesuai maka pembeli mempunyai hak khiyar, artinya boleh meneruskan atau Membrane jual belinya. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi riwayat Al Daraquthni dari Abu Hurairah: 8220Barang siapa yang membeli sesuatu yang ia tidak melihatnya, maka ia berhak khiyar jika ia telah melihatnya8221. Jual beli hasil tanam Yang masih terpendam, seperti ketela, Kentang, bawang dan sebagainya juga diperbolehkan, asal diberi contohnya, karena Akan mengalami kesulitan atau kerugian jika Harus mengeluarkan semua hasil tanaman Yang terpendam untuk dijual. Hal ini sesuai dengan kaidah hukum Islam: Kesulitan itu menarik kemudahan. Demikian juga jual beli barang-barang yang telah terbungkustertutup, seperti makanan kalengan, lpg, dan sebagainya, asalkam diberi label yang menerangkan isinya. Vide Sabiq, op. Cit. Hal 135. Kandidat der Kaidah Hukum Islam der Katholischen Kirche, Al Ashbah wa al Nadzair, Mesir, Mustafa Muhammad, 1936 Hal. 55.A. Pengertian Sewa Menyewa (Ijarah) Salah satu bentuk Muamalah Yang dapat kita lihat dan itu merupakan kegiatan Rutin Yang dilakukan masyarakat yakni sewa menyewa, dimana masalah sewa menyewa mempunyai peran Penting dalam kehidupan seharihari Sejak jaman dahulu hingga Sekarang, kita tidak dapat membayangkan apabila sewa menyewa tidak Dibenarkan dan diatur oleh hukum islam maka akan menimbulkan berbagai kesulitan-kesulitan. Sewa-menyewa dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-Ijarah, Yang artinya upah, SEWA jasa atau imbalan.1 Al-Ijarah merupakan salah satu bentuk kegiatan Muamalah dalam memenuhi keperluan hidup Manusia, seperti sewa menyewa, Kontrak, atau menjual jasa perhotelan dan Lain - lain. Sedangkan menurut istilah para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan Ijarah. Menurut Ulama Hanafiyah, ial ial ial ial ial ial ial ial ial................................................................... Menurut Ulama Malikiyah, ial ial ial ial ial ial ial ial ial ial ial................................................... Menurut Ulama Syafiiyah, ijarah ialah: 8220Akad Terhadap Manfaat Yag Diketahui Dan Disengaja Harta Yang Bersifat Mubah Dan Dapertukarkan Dengan Imbalan tertentu8221. Menurut Ulama Hanabilah, ijarah ialah: 8220Akad terhadap manfaat harta benda yang bersifat mubah dalam periode waktu tertentu dengan suatu imbalan. Menurut Sayyid Sabiq pengertian Sewa-menyewa ialah sebagai Suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan Jalan penggantian.6 Sedang M. Hasbi Ash Shiddieqy mengartikan Ijarah ialah penukaran manfaat untuk masa tertentu, yaitu pemilikan manfaat dengan imbalan, Sama dengan menjual manfaat. Dalam Kitsch Fathul Qarib menjelaskan bahwa. Ijarah adalah 8220suatu bentuk akad atas kemanfaatan yang telah dimaklumi, disengaja, dan menerima penyerahan, serta diperbolehkannya dengan penggantian yang jelas. Menurut A. Djazuli, Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Der Islam, ijarah adalah menjual manfaat yang diketahui dengan suatu imbalan yang diketahui. Definisi-definisi di atas dapat dirangkum bahwa yang dimaksud sewamenyewa ialah pengambilan manfaat suatu benda. Dalam hal ini bendanya tidak Berkurang Sama Sekali, Yang Berpindah Hanyalah Manfaat Dari Suatu Benda Yang Disewakan tersebut. Dapat pula berupa manfaat barang seperti kendaraan, rumah, dan manfaat karya tulis seperti pemusik. Menurut istilah hukum der Islam, orang yang menyewakan, der, denbin, mu8217ajir. Sedangkan Orang-Yang menyewa-Krankheit dengan musta8217jir. Benda yang disewakan diistilahkan dengan ma8217jur dansuang sewa atau imbalan atas pemakaian manfaat barang tersebut sabbut ujrah. Dari beberapa pengertian Ijarah (Sewa) tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa Pada dasarnya tidak ada perbedaan Yang prinsip diantara para Ulama dalam mengartikan Ijarah (Sewa) Dari definisi tersebut dapat diambil Intisari bahwa Ijarah atau sewa menyewa adalah akad atas manfaat dengan imbalan. Dengan demikian, objek sewa menyewa adalah manfaat ata suatu barang (bukan barangnya). Seseorang Yang menyewa sebuah rumah untuk dijadikan Tempat tinggal Selama satu tahun dengan imbalan Rp.3.000.000 (Tiga juta Rupiah), seorang Yang menyewa berhak menempati rumah itu untuk Waktu satu tahun, tetapi orang yang menyewa tidak memiliki rumah tersebut. Dari segi imbalannya ijarah ini mirip dengan jual beli, tetapi keduanya berbeda karena dalam jual beli objeknya benda, sedangkan dalam ijarah objeknya adalah manfaat dari benda. Oleh karena esu, tidak diperbolehkan menyewa pohon untuk diambil buahnya karena buah itu benda, bukan manfaat. Demikian pula tidak dibolehkan menyewa sapi untuk diperah susunya karena susu bukan manfaat melainkan benda. Gumhur Ulama Fiqh juga tidak membolehkan Luft mani Hewan Ternak pejantan seperti, unta, SAPI, kuda, dan Kerbau, karena Yang dimaksudkan dalam hal itu adalah mendapatkan keturunan Hewan dan mani itu sendiri merupakan Materi. Demikian juga para Ulama Fiqh tidak membolehkan alijarah terhadap nilai Tukar uang seperti Dinars dan Dirham, karena menyewakan hal itu berarti menghabiskan materinya, sedangkan dalam Ijarah Yang dituju hanyalah manfaat Dari Suatu benda. Akan tetapi Ibnu Qayyim al Jauziyah Pakar Fiqh Hambali menyatakan bahwa pendapat Gumhur diatas itu tidak didukung oleh al-Qur8217an as-Sunnah, Ijma8217, dan qiyas. Menurutnya Yang Menjadi prinsip dalam syariat Islam adalah bahwa Suatu Materi Yang berevolusi Secara bertahap, hukumnya sama dengan manfaat, seperti buah Pada pepohonan, Susu dan bulu Pada kambing, oleh Sebab itu Ibnu Qayyim menyamakan antara manfaat dengan Materi dalam Waqaf. Menurutnya manfaatpun boleh diwakafkan, seperti mewakafkan manfaat rumah untuk ditempati dalam masa tertentu dan mewakafkan hewan ternak untuk dimanfaatkan sususnya. Dengan demikian, menurutnya tidak ada Alasan Yang melarang untuk menyewakan (al-Ijarah) Suatu Materi Yang Hadir Secara Evolusi, sedangkan basisnya tetap utuh seperti susu kambing, bulu kambing dan manfaat rumah, karena kambing dan rumah itu menurutnya tetap utuh. Demikian juga banyak pekerjaan Yang tidak dapat diselesaikan sendiri karena terbatasnya tenaga dan ketrampilan misalnya mendirikan Bangunan dalam keadaan dimana kita Harus menyewa tenaga (buruh) Yang memiliki kesanggupan dalam pekerjaan tersebut. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Disamping Muamalah jual beli, maka Muamalah sewa-menyewa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu sewa menyewa dibolehkan dengan keterangan syara8217 Yang jelas dan merupakan manifestasi Dari Pada keluwesan dan keluasaan hukum Islam, dan setiap orang berhak untuk melakukan Sewa-menyewa berdasarkan prinsip-prinsip Yang Telah diatur dalam syariat Islam. B. Dasar Hukum Sewa Menyewa Pada dasarnya para fuqaha sepakat bahwa Ijarah (Sewa) merupakan akad Yang dibolehkan oleh syara8217 kecuali beberapa Ulama, seperti Abu Bakar Al-Asham, Ismail bin 8216Aliyah, Hasan Al-Bashri, Al-Qasyani, Nahrawani, dan Ibnu Qisan. Mereka tidak membolehkan ijarah, karena ijarah adalah jual beli manfaat, sedangkan manfaat pada saat dilakukanya akad tidak bis zu diserah terimakan. Setelah beberapa waktu barulah manfaat esu dapat dinikmati sedikit demi sedikit. Sedangkan sesuatu Yang tidak ada Pada Waktu akad tidak boleh diperjual belikan, Akan tetapi pendapat tersebut disanggah oleh Ibnu Rusyd, bahwa manfaat walaupun Pada saat akad belum ada, tetapi Pada galibnya (manfaat) Akan terwujud hal inilah Yang Menjadi perhatian serta pertimbangan syara8217. Dasar Hukum Sewa-menyewa terdapat dalam al-Qur8217an: 16141616 161416141618 1614 16141618 1614 16181616 1615 1614 1618161416151618 1614 161516141614 16141614161816151618 16161614 161416171614 161816151618 1614 1614161816151618 16161618161416181615 1614161716141615 161716141614 1614161816141615 161416171614 161716141614 16161614 16141618 1614 16141616. Artinya: 8220Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa buchstaben apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.8221 (QS Al Baqara 233..) 13 1614161616181614 1618161416181614 16151618 16141615161516171614 1615161516141615 Artinya: 8220Kemudian jika Mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu, maka berikanlah kepada Mereka upahnya8221 (QS Ath-Thalaq: 6) Landasan Sunnahnya Dapat Dilihat Pada Sebuah hatte Yang diriwayatkan Oleh Al-Bukhari dan Muslim Dari Ibn Abbas bahwa Nabi Muhamad S. a. W. Bersabda: () Artinya. 8220Bayarlah buruh itu sebelum keringngatnya kering8221 Mengenai disyari8217atkannya Ijarah, semua UMAT bersepakat, tak seorangpun Yang membantah kesepakatan (ijma8217) ini, sekalipun ada beberapa orang diantara Mereka Yang berbeda pendapat Dengan tiga dasar hukum yaitu Al-Quran, Hadits, dan Ijma maka hukum diperbolehkannya sewa Menuewa sangat kuat karena ketiga dasar hukum tersebut merupakan sumber penggalian hukum islam yang utama. Dari beberapa dasar di atas, kiranya dapat dipahami bahwa sewa menyewa itu diperbolehkan dalam Islam, karena Pada dasarnya Manusia senantiasa terbentur Pada keterbatasan dan kekurangan. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, ada orang kaya Yang memiliki beberapa rumah Yang tidak ditempati, disisi gelegen ada orang yang tidak memiliki Tempat dengan dibolehkan Ijarah maka orang yang tidak memiliki Tempat tinggal bisa menempati rumah orang gelegen Yang tidak digunakan untuk beberapa Waktu tertentu, dengan Mitgliedschaft im Umkreis von 10 Kilometern. Ulama Madzhab Hanafi berpendapat bahwa akad Ijarah itu bersifat mengikat Kedua Belah pihak, tetapi dapat dibatalkan Secara sepihak, apabila terdapat udzur seperti meninggal dunia atau tidak dapat bertindak Secara hukum atau Gila. Jumhur ulama berpendapat bahwa akad ijarah Berserker mengikat, kecuali ada cacat atau Barang itu tidak dapat dimanfaatkan. Menurut Madzab Hanafi Apalacha salah seorang meningal dunien, maka akad ijarah menjadi batal, karena manfaat tidak dapat diwariskan kepada ahli waris, sedangkan menurut jumhur ulama akad esu tidak menjadi batal karena manfaat menurut mereka dapat diwariskan kepada ahli waris, manfaat juga termasuk harta


No comments:

Post a Comment